Penggunaan obat tradisional secara umum dinilai lebih aman dari pada penggunaan obat modern. Hal ini disebabkan karena obat tradisional memiliki efek samping yang relatif lebih sedikit dari pada obat modern. Obat tradisional memiliki Efek Samping kecil bila digunakan secara TEPAT. Aspek tepat yang dimaksud adalah:
Tanaman obat di Indonesia terdiri dari beragam spesies yang kadang kala sulit untuk dibedakan satu dengan yang lain. Kebenaran bahan menentukan tercapai atau tidaknya efek terapi yang diinginkan.
Tanaman obat, seperti halnya obat buatan pabrik memang tak bisa dikonsumsi sembarangan. Tetap ada dosis yang harus dipatuhi, seperti halnya resep dokter. Takaran yang tepat dalam penggunaan obat tradisional memang belum banyak didukung oleh data hasil penelitian. Peracikan secara tradisional menggunakan takaran sejumput, segenggam atau pun seruas yang sulit ditentukan ketepatannya.
Kunyit diketahui bermanfaat untuk mengurangi nyeri haid sehingga tepat digunakan saat menstruasi namun penggunaannya pada awal kehamilan beresiko menyebabkan keguguran.
Satu tanaman obat dapat memiliki banyak zat aktif yang berkhasiat di dalamnya. Masing-masing zat berkhasiat kemungkinan membutuhkan perlakuan yang berbeda dalam penggunaannya.
Misal, buah mahkota dewa tidak bisa angsung dimakan tetapi harus diseduh untuk mendapatkan khasiatnya. Memakan langsung bisa mengakibatkan bibir mati rasa karena kandungan zat aktif di dalamnya.
Tanaman pare kaya mineral nabati kalsium dan fosfor, juga karotenoid. Biji pare juga mengandung triterpenoid yang mempunyai aktivitas anti spermatozoa, sehingga penggunaan biji pare secara tradisional dapat mengakibatkan infertilitas pada pria.
Dalam satu jenis tanaman dapat ditemukan beberapa zat aktif yang berkhasiat dalam terapi. Rasio antara keberhasilan terapi dan efek samping yang timbul harus menjadi pertimbangan dalam pemilihan jenis tanaman obat yang akan digunakan dalam terapi.
Tanaman obat maupun obat tradisional relatif mudah untuk didapatkan karena tidak memerlukan resep dokter, hal ini mendorong terjadinya penyalahgunaan manfaat dari tanaman obat maupun obat tradisional tersebut. Sebagai contoh, penyalahgunaan jamu peluntur untuk terlambat bulan sering disalahgunakan untuk pengguguran kandungan. Padahal, hal ini bisa mengakibatkan terjadinya bayi lahir cacat, ibu menjadi infertil, terjadi infeksi bahkan kematian.
Sumber:
Tim Pengabdian Masyarakat Bekerja sama dengan Pusat Studi Obat Herbal Prodi Farmasi UII 2019